Kamis, 09 Mei 2019




DEGUP YANG TAK BERJODOH.

Dengan elegannya temu, aku pernah menjadi pemikir hebat dan merasa jadi satu-satunya yang merasa bahagia karena telah bahagia denganmu. Kamu hanya tak pernah paham bagaimana bahasaku. Aku mulai berharap dengan begitu pedenya dengan sebuah hubungan yang pada akhirnya hanya berakhir luka. Yah... Aku yang mungkin telah memilih melukai karena ketidak pastian itu. Sehebat ingatan yang sampai sekarang belum bisa kuajak berdamai. Ada sebuah sesal yang memang dalam didadaku. Bahkan setelah kutemukan pelabuhan terakhirku dengan yang lain.

Ada perasaan ingin meminta maaf atas hal yang semua memang terjadi begitu tiba-tiba. Masih membekas sedikit luka atas perasaan kecewa dengan semua kehampaan janji yang telah terikrarkan dulu. Hanya saja sekarang semua tak lagi sama, semua berjalan dengan waktu dan perbedaan.

LUKA... dan bahagia memang sedang silih berganti dalam hidup, semua orang mungkin meraskannya termasuk ibuku yang kadang kusalahkan takdirnya. Aku memang menjadi bodoh dengan semua hal yang melemahkanku sehingga mengambil keputusan ini. Lalu aku menyakitimu dan meyakiti semua yang pernah begitu gigih mendoakan.

Maafkan aku yang bterakhir kali.
Meski terakhir kali ingin ku sampaikan dengan senyum pun tak mampu.
Aku tahu aku salah... Aku tau aku yang tak pantas...
Aku tahu.. Meski aku sangat tahu kau adalah cinta terhebat dan yang terbaik bagiku. Aku hanya tak bisa memilih ketidakpastian.
.
.
MAAFKAN AKU.
.
ETALESE RINDU PADA KENANGAN YANG SALAH.
.
HASACI 28 JANUARI 2008

Tidak ada komentar: